Jayapura, KNPBnews - Himbauan Umum KNPB tentang
boikot PILPRES 09 Juli 2014 di Papua Menjadi ancaman bagi Indonesia di
West Papua. Himbuan itu bukan hanya disebarluaskan melalui media online
dan media cetak namun mulai tersebar di
basis rakyat melalui SMS dan tulisan di tembok-tembok, di dinding
bangunan, diatas aspal, dan di tempat-tempat umum di beberapa sudut kota
Jayapura.
Tulisan “BOIKOT PILPRES 2014 dan SOLUSI REFERENDUM” yang menjadi
tontonan masyarakat di tembok-tembok kota jayapura ini menjadi ancaman
bagi penjajah pada umumnya dan lebih khusus KODAM dan POLDA Papua merasa
terganggu.
Rupa-rupanya, Pangdam Cenderawasih telah memerintahkan anggotanya
untuk menghapus dengan mengecat ulang tulisan–tulisan tersebut, sehingga
pada hari ini, Rabu 23 April 2014, tepat 08.30-10.00 pagi, anggotanya
terlihat mengecat tembok yang bertuliskan BOIKOT PILPRES 2014 dan SOLUSI
REFERENDUM di beberapa tempat di kota Jayapura.
Salah satu tempat yang menjadi perhatian hari ini di jalan Kamwolker,
kompleks Markas Pusat KNPB, tepatnya di depan Asrama Uncen Unit Enam
sampai dengan Jalan Raya Abe-Sentani-Waena.
Pada saat anggota sedang melakukan penghapusan tulisan di
tembok-tembok di jalan tersebut, ada 3 orang pengurus KNPB pusat
melintas di jalan tersebut sambil memperhatikan para anggota TNI yang
sedang menghapus tembok. Lalu salah satu anggota TNI yang sedang
menghapus tulisan di tembok-tebok itu mengatakan, “Kami mengecat dan menghapus tulisan-tulisan ini atas perintah Pangdam karena ada tamu yang mau lewat.
Mendengar hal tersebut salah satu pengurus KNPB Pusat Ones Suhuniap
Sekertaris Umum KNPB mengatakan kepada anggota TNI itu bahwa,” Jika
Pangdam perintahkan untuk menghapus tulisan di tembok-tembok ini berarti
Kami KNPB akan perintahkan anggota kami untuk menulis kembali di
seluruh kota di Tanah Papua Sorong sampai Merauke.”
Di tempat yang sama Jubir Nasional KNPB, Bazoka Logo kembali
mengatakan kepada anggota TNI tersebut bahwa, “Silakan kamu cat ulang
dan menghapus tulisan itu karena kami akan menulis kembali, itu proyek
jadi silahkan kerja.” Katanya.
Yang aneh lagi melakukan penghapusan tulisan itu adalah orang asli
Papua kulit hitam rambut keriting yang menjadi anggota TNI, namun orang
rambut lurus baik TNI maupun POLRI hanya berjaga-jaga dengan senjata
lengkap di pinggir jalan, sedangkan yang setengah mati menghapus
tulisan-tulisan tersebut orang Papua yang jadi anggota TNI maupun POLRI.
Lucunya mereka perintahkan Orang Asli Papua yang menghapus tulisan
Boikot PILPRES 2014 tersebut sedangkan orang rambut lurus hanya jadi bos
dan menonton orang Papua Asli Anggota TNI yang melakukan penghapusan
tulisan-tulisan itu.
0 komentar:
Posting Komentar